KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa
syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan dibuatnya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amien.
. .
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ..........
......... 1
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………....................................................…… 2
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang………………………………………………………………………...........................................………… 3
B. Tujuan………………………………………………………………………...............................................……………..….. 3
BAB II PEMBAHASAN
- Memahami makna
Islam…………………………………………………………...................................….....……..…. 4
- Presepsi terhadap
Islam…………………………………………………………….....................................………..…... 6
- Publik terhadap
Islam…………………………………………......................................…………………...…………..... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………..........................................………………………………….……….…. 11
B. Saran……………………………………………..............................................………………………………………….…… 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….............................................…....……… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kata
"Islam" berasal dari akar kata bahasa Arab yang menandakan kepatuhan.
Sebagai istilah agama, akar kata tersebut biasanya berarti kepatuhan terhadap
Allah. Penganut agama ini disebut Muslim (artinya orang-orang yang tunduk).
Sikap umat Islam terhadap agama diatur oleh Al-Qur'an 4:125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari
pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
Juga
firman Allah :
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya : "Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk
patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta
alam"." (QS Al-Baqoroh : 131)
Dengan firman-firman tersebut bahwa islam adalah tunduk
berserah diri kerpada allah, dan mengikhlaskan/menyerahkan ibadah hanya
untuk-Nya. Dan islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah untuk semua
hamban-Nya. Islam mencoba menjadi agama yang patut terhadap Allah: sebuah
kepatuhan yang idealnya terwujud dalam beragam tindakan, khususnya dalam
perbuatan baik.
Sebagai prinsip
dasar kita meyakini bahwa pasti tidak ada salahnya memiliki perbedaan pendapat
dan agama. Dengan mengacu pada agama itu sendiri, kami akan mengatakan disini
bahwa agama adalah ruang pribadi bagi tiap individu untuk memutuskan sendiri.
Tidak seorang pun memiliki hak untuk mencampuri proses ini. Ini adalah hak
setiap orang untuk mengikuti agama mereka sesuai dengan keyakinan pribadi
mereka sendiri dalam cara yang mereka inginkan. Mereka harus dapat
mengekspresikan keyakinan dan ritual mereka dengan bebas dan terbuka dan bisa
mendakwahkan kepada orang lain dari keyakinan agama mereka sendiri tanpa
ketakutan apapun.
B. TUJUAN
-
Memahami
makna Islam
-
Meluruskan
Presepsi negatif terhadap Islam
-
Menyikapi
Pandangan Publik terhadap Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Memahami makna Islam
Dewasa ini sudah banyak posting
kajian-kajian tentang Islam, kita harus bangga akan hal itu. Tapi akan menjadi
kesalah pahaman jika kita tidak faham bener apa itu islam, akibatnya kita bisa
dengan mudah di ombang ambing oleh syubhatnya kaum liberal dan plural.
Dengan makalah ini,
insyaallah kami akan mengkaji sedikit tentang “makna islam yang sebenarnya”.
Pertama kita harus faham dulu arti islam. Islam adalah agama samawi yang di
turunkan Allah sebagai pengatur keseimbangan seluruh aspek kehidupan hamba-Nya.
dari zaman Nabi Adam -'alaihi as-salam- hingga akhir zaman. dan adalah sebuah
syariah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam-
untuk ummatnya.
Untuk
meringkas, kami tuliskan sebagai berikut :
1. Pengertian Secara Bahasa
Islam secara bahasa memiliki 2 makna :
- Berserah diri, dan
- Ikhlas ibadah hanya untuk Allah
Dasar yang menunjukkan makna berserah diri adalah pada firman Allah :
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ
فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Artinya : "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi,
baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan." (QS Ali Imran : 83)
Juga firman Allah :
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
Artinya : "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya )." (QS Ash-Shofat
: 103)
Adapun dasar yang menunjukkan makna yang ke dua yaitu ikhlas ibadah hanya untuk
Allah adalah firman-Nya :
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ
فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
Artinya : "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh." (QS Luqman : 22)
2. Pengertian Secara Istilah
Makna Islam secara istilah di bagi menjadi 2 makna, secara umum dan secara
khusus.
Pertama : Makna islam secara umum adalah agama yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad –sholallahu 'alaihi wasallam- dan semua syariatnya. termasuk amalan
hati, amalan lisan, dan amalan anggota badan. dengan makna ini, maka Islam
mencakup Iman.
Kedua : Makna Islam secara khusus adalah amalan anggota badan saja, maka Iman
tidak termasuk di dalamnya. dan amalan hati yang termasuk ke dalamnya hanyalah
niat dan khusu' saja. dengan makna ini, Islam dan Iman memiliki makna
masing-masing.
3. Dalil Tentang Islam
Dalil-dalil tentang Islam sangat banyak sekali. di antaranya adalah sebagai
berikut :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Artinya : "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah
Islam." (QS Ali Imran : 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ
مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran : 85)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ
نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Artinya : "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu." (QS Al-Maidah : 3)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلْإِسْلَامِ
Artinya : "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam." (QS
Al-An'am : 125)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran : 102)
1.
Syahadat (mengucapkan 2 kalimat
syahadat)
2.
Mengerjakan Sholat lima waktu sehari semalam
3.
Mengeluarkan Zakat
4.
Berpuasa di bulan Ramadhan
5.
Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu
5.
Antara Iman dan Islam
Jika Islam di maknai secara umum, yaitu apa-apa yang turun kepada Nabi Muhammad
-sholallahu 'alaihi wasallam- dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman
juga di dalamnya. dan apabila di maknai secara khusus, yaitu amalan anggota
badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya.
Maka ada istilah "Iman dan Islam. jika berpisah maka berkumpul, dan jika
berkumpul maka berpisah." yaitu jika Islam dan Iman berada pada pembahasan
masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga Iman ke
dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di dalamnya.
karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. dan bukan di sebut
orang islam jika mengaku islam akan tetapi tidak beriman, sebagaimana orang
munafiq. karena hal seperti itu tidak menyelamatkan yang bersangkutan dari api
neraka.
Adapun Iman dan Islam jika berkumpul, maka setiap satu dari ke duanya memiliki
makna masing-masing. dalam hal ini Iman tidak mencakup Islam dan juga
sebaliknya.
Kita juga sering mendengar pengertian yang salah
kaprah mengenai Islam, bahwasanya islam adalah agama yang dibawa nabi Muhammad.
Pengertian ini ada benarnya, tapi tidak komprehensif. Lalu bagaimana dengan
agama yang di bawa nabi Ibrahim, musa, nabi isya dan lainnya?! Karena itu
terkadang kita mendengar bahwa agama yahudi atau nasrani itu mulanya benar,
dengan asumsi bahwa para nabilah yang membawa agama itu. Ini semua pemahaman
yang salah karena tidak di utus seorang rasul kecuali dengan membawa agama Islam.
Presepsi terhadap Islam
Pada masa
Orde Baru (Orba), perkembangan umat Islam di Indonesia kurang begitu
menggembirakan dikarenakan tekanan dari penguasa yang menghalangi laju
pergerakan dan kebangkitan umat Islam. Setelah rezim Orba jatuh (Reformasi
1998), umat Islam lebih bebas untuk bergerak dalam berbagai hal, terutama
politik. Terbukti dengan bermunculannya berbagai partai politik
yang membawa nama Islam. Namun pemasalahan umat Islam tidak berhenti begitu
saja. Berbagai isu yang berkembang di kalangan umat Islam tidak jarang membawa
perpecahan antar saudara seakidah.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Umat Islam yang menjadi
bagian terbesar masyarakat Indonesia pun tidak terlepas dari kemajemukan.
Berbagai golongan dan madzhab berkembang dalam tubuh umat Islam Indonesia.
Dinamika sosial
memang terkadang membawa hal positif dan negatif yang akan masuk dalam
lingkungan sosial budaya masyarakat, meliputi sosial, politik , budaya bahkan
agama, itulah tatanan kehidupan manusia di dunia, tak pernah terlepas dari aspek
sosial tersebut. Perubahan sosial yang terjadi, kadang dapat mengakibatkan
disintegrasi dalam kehidupan masyarakat. Banyak sekali cara masyarakat
menunjukkan pola perilaku yang mencerminkan persepsinya terhadap perubahan
sosial. Dampak dari perubahan sosial atau dinamika sosial itu sendiri tak
jarang mendatangkan konflik sosial dalam kehidupan masyarakat, dan dari konflik
tersebut, sering pula terbentuk kelompok sosial yang mempunyai pendapat berbeda
– beda dalam menyikapi perubahan sosial itu sendiri, antara kelompok yang pro
dan kelompok yang kontra terhadap perubahan sosial tersebut.
Faktor
pertama adalah kesalahan persepsi terhadap agama itu sendiri. Jadi mungkin
beragama benar tapi membawakan agama di dalam masyarakat plural ini adalah
kesalahannya. Di sini
kami menyimpulkan beberapa kelompok ternyata mempunyai stigma negatif terhadap
Islam. Pandangan keliru mereka pada dasarnya karena perasaan apriori tanpa
memahami dasar landasan Islam sesungguhnya. Stigma negatif tentang Islam sudah
tertanam/ditanam sejak mereka dilahirkan, ditambah dengan pengajaran dan dogma
bahwa agama mereka yang lebih baik dari agama lain.
Setahun kami beberapa hal yang sering muncul dan
menjadi propaganda negatif untuk menyudutkan Islam, salah satunya adalah dengan
menganggap bahwa Islam adalah Teroris.
Label negatif terorisme secara tidak adil selalu dikaitkan dengan Islam
oleh media. Apapun bentuk pengeboman dan teror terhadap massa, media dan dalam
benak beberapa kelompok orang akan terbayang orang yang memakai jubah panjang,
berjenggot dan memakai celana “putung”. Stigma yang ditanamkan oleh media
demikian kuatnya mencengkeram benak setiap orang, walaupun seberapa kuatnya
Islam membantah tuduhan tersebut. Ketidakadilan yang terjadi adalah jika
sekelompok orang yang bukan Islam menyerang kelompok tertentu maka orang-orang
ini dengan cepat dikategorikan sebagai “kriminal biasa”, namun apabila
sekelompok orang Islam melakukan aktivitas serupa, langsung saja mereka disebut
“teroris”. Banyak sekali kelompok diktator dan golongan ekstrimis yang
mengatasnamakan Islam untuk melanggengkan kekuasaan atau mencari pengikut,
padahal praktek-praktek Islam tidak mereka praktekkan dengan semestinya. Apakah
mereka mewakili Islam?. No way.
Seperti yang
sering kita dengar dan lihat di media masa, bahwa saat ini banyak sekali
terjadi peledakan bom di tempat – tempat umum yang merupakan fasilitas publik
bahkan di tempat – tempat ibadah yang sering mengundang rasa resah bagi
masyarakat sekitar. Tindakan – tindakan anarkis yang menebarkan ketakutan lewat
teror bom tersebut sudah pasti dilakukan oleh oknum – oknum tertentu yang punya
tujuan tertentu dalam melancarkan aksinya. Tindakan berbahaya yang terkesan sukar
dilakukan tersebut sudah pasti terorganisir lebih dahulu.
Peristiwa
pengeboman yang terjadi yang mengakibatkan persepsi buruk masyarakat terhadap
Islam radikal itu sendiri adalah bentuk dari hasil pemikiran manusia bahwa
pengeboman yang telah terjadi tersebut sudah melanggar nilai dan norma yang
berlaku di Indonesia. Tindakan tersebut merupakan perusakan nilai hubungan
antar umat beragama , selain itu tindakan teror tersebut sama saja dengan
penyimpangan sosial yang melanggar nilai kehidupan bersama dalam keanekaragaman
di dunia. Cara – cara yang telah dilakukan oleh para teroris tersebut merupakan
cara yang salah kaprah yang tak berpedoman pada ajaran Islam yang mengajarkan
kedamaian, bukan cara kekerasan.
Banyak ayat Al Qur’an yang menentang terorisme. Dalam situasi damai
dan tidak dalam peperangan, Allah SWT menetapkan aturan yang damai, baik dan
adil. Seperti firman Allah SWT :”Allah SWT tidak melarang kamu berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang
yang berlaku adil”. (QS. Mumtahanah: 8). Dalam situasi perangpun, Allah SWT
memberikan aturan yang sangat jelas : “Dan perangilah dijalan Allah SWT
orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas,
karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”
(QS. Al Baqarah 190). Perang dilakukan untuk membela diri dan dengan alasan
yang jelas. Tidak ada dalam ajaran Islam, baik didalam Al Qur’an maupun ajaran
Muhammad mendorong pembunuhan. Islam akan berperang dalam kondisi dan situasi
untuk berperang.
Sebenarnya penyebab dari dalam umat islam adalah kesalahan
persepsi dari umat islam itu sendiri terhadap agamanya. Persepsi yg salah ini
menjadikan pola pikir yg salah juga.
Kesalahan PERSEPSI ini antara lain:
1. MELIHAT ISLAM SEBAGAI TRADISI RITUAL.
Umat islam banyak yg memandang islam tak lebih dari THARIQAH SUFIYAH. Islam
hanya tercermin dalam ibadah-ibadah ritual saja (MAHDHAH) dan meninggalkan
dunia. Islam dianggap hanya sebatas rukun islam. Maka jadilah Islam hanya
menjadi aktifitas ritual rutin tanpa makna. Akibat dari hal ini adalah UMAT
ISLAM hanyj melakukan IBADAH RITUAL dan meninggalkan urusan dunia dan aktifitas
diluar IBADAH. Ritual yg tdk mencerminkan nilai-nilai Islam maka munculah
SEKULARISME.
2. MENYAMAKAN ISLAM DENGAN BUDAYA ARAB.
ALLOH SWT menurunkan ISLAM di negeri ARAB dan AL-QUR’AN memakai Bahasa Arab.
Hal ini dijadikan oleh sebagian orang untuk MENGIDENTIKAN seluruh ajaran Islam
dengan Arab. Orang menganggap seluruh yg berasal dari ARAB adalah nilai-nilai
Islam.
Hal ini mengakibatkan keracunan antara SYARI’AT ISLAM dan Budaya Arab yg
mengakibatkan kerancuan pensikapan terhadap hal tersebut.
3. ISLAM IDENTIK DENGAN FIGUR ULAMA.
Rasululloh Muhammad saw sbg pembawa risalah Islam adalah figur yg dibimbing
langsung oleh Alloh untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Namun tidak
sedikit umat islam yg menempatkan seorang ulama menjadi FIGUR teladan dgn
meninggalkan RASULULLOH SAW. Bahkan menempatkan ulama dalam posisi MA’SUM
(terjaga dari dosa) sebagaimana rasululloh. Akibatnya figur ulama diikuti tanpa
memperhatikan AL-QUR’AN dan HADIST. Sikap ini memunculkan TAKLIK BUTA yg
ahirnya menyamakan Islam dgn apa yg dibawa oleh ULAMA. Padahal selain RASUL dan
NABI manusia tdk ada yg MA’SUM, HATTA para sahabat NABI yg mulia. Menidentikan
Islam dgn ulama inilah yg menjadikan islam tampak sempit dan terbatas.
4. ISLAM TIDAK DIGALI DARI SUMBER ASLINYA.
Rasululloh mewariskan dua buah pegangan untuk umatnya. Yaitu AL-QUR’AN dan
HADIST. Jatuhnya peradaban ISLAM dan munculnya peradaban barat menjadikan
pergeseran nilai-nilai disemua bidang. Munculnya anggapan semua yg berasal dari
peradaban KUFFAR “Ilmiah, modern dan benar”, sehingga sebagian umat islam
menganggap bahwa mempelajari islam dengan PARADIGMA BARAT adalah lebih ilmiah
dan lebih benar.
Ködisi ini mengakibatkan islam dipelajari hanya sebagai
ilmu (ISLAMLOGI) Yg menyebabkan rusaknya nilai-nilai ISLAM dari ASAS (aqidah)
sampai pelindung sistem Islam.
Rusaknya SISTEM ISLAM ini mengakibatkan ISLAM hanya menjadi
KENANGAN dalam bentuk KOLEKSI KITAB dan BUKU.
Publik terhadap Islam
Tidak dapat dipungkiri bahwa era sekarang adalah Era Amerika Serikat
(al-Ashr al-Amriki). Seluruh dunia memiliki ketergantungan yang sangat besar
terhadap AS, Israel dan sekutunya. AS dan Eropa yang beragama Nashrani dan
Israel yang Yahudi sangat kuat mencengkeram dunia Islam. Bahkan sebagiannya
dibawah kendali langsung mereka seperti Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Irak dan
lain-lain. Realitas yang buruk ini telah diprediksikan oleh Rasulullah saw.
dalam haditsnya: Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:" Kamu
pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu
akan mengikutinya". Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw apakah
mereka Yahudi dan Nashrani". Rasul saw menjawab, "Siapa lagi!"
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Beginilah nasib dunia Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah
saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani,
kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang
benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam dan dunia Islam.
Dari segi kehidupan sosial, sebagian besar umat Islam hampir sama dengan
mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang
dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dan lain-lain.
Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan
dipandu media massa khususnya televisi. Inilah sebab utama dari realitas umat
Islam, yaitu wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi
mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan
menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan
menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa
Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap
negeri muslim banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah
dari itu, bahwa agen AS dan Israel itu adalah para penguasa negeri muslim
sendiri atau kelompok yang dekat dengan penguasa.
Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian
kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak para
penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu
kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama
mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati
karena banyak dosa. Demikianlah para penguasa dunia Islam diam, pada saat AS
membantai rakyat muslim Irak, dan Israel membantai rakyat muslim Palestina.
Kecenderungan yang kuat terhadap dunia atau wahn, menyebabkan umat Islam
mengekor dan tunduk patuh kepada dunia barat yang notabenenya dikuasi Yahudi
dan Nashrani. Dan ketika umat Islam mengikuti Yahudi dan Nashrani, maka banyak
sekali kemiripan dengan meraka.
Kaum Yahudi dan Nashrani bersikap sekuler dalam kehidupan. Mereka
mencampakkan agama dari kehidupan sosial politik. Dalam memandang sesuatu, Kaum
Yahudi dan Nashrani tidak berdasarkan agama mereka. Ruang lingkup agama
dipersempit hanya di tempat-tempat ibadah saja. Sedangkan kehidupan sosial
politik jauh dari nilai-nilai agama. Karena mereka meyakini bahwa agama sudah
tidak berfungsi lagi untuk memberikan solusi kehidupan.
Gerakan sekuler tumbuh dan berkembang di dunia barat, dan berkembang ke
seluruh penjuru dunia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke dunia
Islam. Maka berkembanglah sekulerisme di dunia Islam. Kehidupan sosial politik
di negara-negara Islam jauh dari nilai-nilai ke-Islaman dan sekulerisme begitu
sangat kuatnya di dunia Islam.
Sedangkan di Indonesia, sekulerisme sangat mudah dibaca dan sangat
transparan. Jika kita melihat partai-partai politik, maka mayoritasnya partai
sekuler, sampai partai yang basis masanya ormas Islam sekalipun, masih sangat
kental dengan nilai-nilai sekulernya. Sekulerisme begitu sangat dalam masuk
dalam sendi-sendi kehidupan sosial politik di Indonesia. Simbol-simbol
pemerintahan, pakaian masyarakat, bahasa yang digunakan dll sarat dari
nilai-nilai sekulerisme. Sementara dakwah Islam, masih sangat sedikit yang mengajak
pada kesempurnaan Islam dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Dakwah
yang dominan di Indonesia adalah dakwah tasawuf yang mengajak pada dzikir yang
sektoral, pembinaan dan manajemen hati yang sektoral dan sejenisnya.
Ketika umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang
dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam
kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi
dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi
meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi
korban narkoba. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan
telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain
umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari
ini.
Dan ketikan umat
Islam terus mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani dan mengekor pada
kepentingan mereka, maka akan berakibat sangat buruk yaitu murtad dan jatuh
pada jurang kekafiran. Naudzubillahi min dzaalik. Semoga kita diselamatkan dari
bahaya tersebut sebagaimana yang Allah ingatkan kepada kita semua: "Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman." (Ali Imran: 100)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah kita mengenal “dunia Kompasiana” dan para Kompasioners yang sangat
kreatif dan energik, sangat mengharukan sekali dengan sangat terpaksa
kami menyimpulkan beberapa orang atau mungkin banyak ternyata mempunyai stigma negatif terhadap
Islam. Pandangan keliru mereka pada dasarnya karena perasaan apriori tanpa
memahami dasar landasan Islam sesungguhnya. Stigma negatif tentang Islam yang sudah
tertanam/ditanam sejak mereka dilahirkan. Dari huraian di
atas, jelaslah persepsi masyarakat Islam terhadap isu-isu yang melibatkan
persoalan keagamaan tidak dilihat dari perspektif ilmu dan Islam secara
menyeluruh. Persepsi songsang umat Islam di negara ini berpunca dari kecetakan
ilmu keagamaan, pengaruh pemikiran Barat, finatikisme, phobia Islam dan
faktor-faktor lain. Apabila timbul sesuatu permasalahan umat Islam, sewajarnya
dirujuk kepada ahlinya, bermuzakarah secara baik bukannya menggunakan media
massa untuk menghantam golongan yang lain sehingga melebarkan lagi perpecahan
masyarakat Islam di negara ini.
Kaum Muslim percaya bahwa Allah
mewahyukan al-Qur’an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para
Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur’an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan
Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap
Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan
monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya,
silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam
menegaskan bahwa agama Yahudi dan Nasrani telah membelokkan wahyu yang Tuhan
berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan
intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
B.
Saran
Adanya skenario dan grand design dibalik apa yang sedang
terjadi pada umat Islam di Indonesia. Masyarakat harus waspada menghadapi
berbagai fenomena yang terjadi. Hendaknya kita tidak mudah terpancing dan
menelan mentah-mentah apa yang datang baik dari luar maupun dari dalam.
Persatuan umat sangat penting untuk menghadapi berbagai arus negatif yang
mengalir di masyarakat.
Wallahu a’lam bishowab. . .
DAFTAR PUSTAKA
Google (Jum’at, 4 November
2011 21:37)
www.IslamSpirit.com).
http://dunia.pelajar-islam.or.id/?cat=
http://wikipedia.com/2011
http://ebookbrowse.com/2011