Kamis, 05 Januari 2012

relevansi pendidikan


Daftar isi


Daftar isi ----------------------------------------------------------------------------------- 1
A.    Masalah Relevansi Pendidikan --------------------------------------------------- 2
B.     Analisis masalah ------------------------------------------------------------------ 4
C.     Kesimpulan------------------------------------------------------------------------ 6
Daftar pustaka------------------------------------------------------------------------------ 7

























A. Masalah Relevansi Pendidikan

Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi unutk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan ;mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti  tekonologi industri.



























B.  Analisis Masalah


Relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung. Relevansi pendidikan secara ethimologi adalah keterkaitan pendidikan. Sedangkan masalah relevansi pendidikan  adalah masalah- masalah yang ada pada praktek kemasyarakatan yang berkaitan dengan pendidikan. Dapat diartikan dalam artian luas mencangkup aspek pendidikan yaitu, masalah relevansi pendidikan adalah Masalah yang berkenaan dengan rasio( banyaknya ) antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif(hitungan banyak) maupun secara kualitatif ( mutu pendidikan ).Dari artikel di atas di jelaskan bahwa salah satu masalah dalam pendidikan adalah relevansi pendidikan.
yang tidak lain adalah
peningkatan mutu pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan Peningkatan mutu ini lebih diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan (ratio= banyaknya masukan dan lulusan pendidikan )
    Masalah relevansi lebih terlihat saat banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Selain itu juga dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan  ( SMK) dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor  diantaranya;
·         proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas proses pelaksanaan pendidikan baik serta nyaman untuk pelajar.
·         sarana dan prasarana dalam pendidikan
·         anggaran - anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan tersebut.
·         Belum didukungnya Hasil-hasil pendidikan oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen  sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur.
·          kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik.
·         Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
·         Tenaga pengajar yang kurang handal, bila dibandingkan dengan tenaga pengajar negara lain

Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadikan kelembagaan sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat.
                Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau industri, maka kualitas dan ;mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti  tekonologi industriyang jelas – jelas akan mampu mengatasi masalah relevansi pendidikan.
Karena Usaha mengembangkan kualitas sumber daya manusia harus semakin dipenting ( diutamakan )  bagi setiap bangsa dalam menghadapi era persaingan global. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, suatu bangsa pasti akan tertinggal dari bangsa lain dalam percaturan dan persaingan kehidupan dunia internasional yang semakin kompetitif.








C. Kesimpulan

Masalah relevansi pendidikan adalah Masalah yang berkenaan dengan rasio( banyaknya ) antara tamatan yang dihasilkan satuan pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif (hitungan banyak lulusan peserta didik yang mampu melanjutkan jenjang pendidikan dan mampu bekerja) dan Secara tidak langsung relevansi pendidikan sama saja dengan membahas masalah kualitatif ( kualitas dalam pelaksanaan pendidikan).
Adanya masalah relevansi pendidikan tak lain adalah karena faktor- faktor yang melemahkan sistem pendidikan seperti proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas proses pelaksanaan pendidikan baik serta nyaman untuk pelajar, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik, dan lain sebagainya.












Daftar Pustaka


demokrasi islam ; pendidikan agama 2011


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amien. . .
DAFTAR ISI
                                                                                                                                                        Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................. .......... ......... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....................................................…… 2
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang………………………………………………………………………...........................................………… 3
B.  Tujuan………………………………………………………………………...............................................……………..….. 3
BAB II PEMBAHASAN
     -  Memahami makna Islam…………………………………………………………........................................……..…. 4
     -  Presepsi terhadap Islam…………………………………………………………….....................................………..…... 6
     -  Publik terhadap Islam…………………………………………......................................…………………...…………..... 9
BAB III PENUTUP
     A. Kesimpulan………………………………………..........................................………………………………….……….…. 11
     B. Saran……………………………………………..............................................………………………………………….…… 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….............................................…....……… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Kata "Islam" berasal dari akar kata bahasa Arab yang menandakan kepatuhan. Sebagai istilah agama, akar kata tersebut biasanya berarti kepatuhan terhadap Allah. Penganut agama ini disebut Muslim (artinya orang-orang yang tunduk). Sikap umat Islam terhadap agama diatur oleh Al-Qur'an 4:125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
Juga firman Allah :
                                                          إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya : "Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam"."
(QS Al-Baqoroh : 131)

         
Dengan firman-firman tersebut bahwa islam adalah tunduk berserah diri kerpada allah, dan mengikhlaskan/menyerahkan ibadah hanya untuk-Nya. Dan islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah untuk semua hamban-Nya. Islam mencoba menjadi agama yang patut terhadap Allah: sebuah kepatuhan yang idealnya terwujud dalam beragam tindakan, khususnya dalam perbuatan baik.

Sebagai prinsip dasar kita meyakini bahwa pasti tidak ada salahnya memiliki perbedaan pendapat dan agama. Dengan mengacu pada agama itu sendiri, kami akan mengatakan disini bahwa agama adalah ruang pribadi bagi tiap individu untuk memutuskan sendiri. Tidak seorang pun memiliki hak untuk mencampuri proses ini. Ini adalah hak setiap orang untuk mengikuti agama mereka sesuai dengan keyakinan pribadi mereka sendiri dalam cara yang mereka inginkan. Mereka harus dapat mengekspresikan keyakinan dan ritual mereka dengan bebas dan terbuka dan bisa mendakwahkan kepada orang lain dari keyakinan agama mereka sendiri tanpa ketakutan apapun.

B.      TUJUAN
-          Memahami makna Islam
-          Meluruskan Presepsi negatif terhadap Islam
-          Menyikapi Pandangan Publik terhadap Islam
BAB II
PEMBAHASAN
Memahami makna Islam
Dewasa ini sudah banyak posting kajian-kajian tentang Islam, kita harus bangga akan hal itu. Tapi akan menjadi kesalah pahaman jika kita tidak faham bener apa itu islam, akibatnya kita bisa dengan mudah di ombang ambing oleh syubhatnya kaum liberal dan plural.
Dengan makalah ini, insyaallah kami akan mengkaji sedikit tentang “makna islam yang sebenarnya”. Pertama kita harus faham dulu arti islam. Islam adalah agama samawi yang di turunkan Allah sebagai pengatur keseimbangan seluruh aspek kehidupan hamba-Nya. dari zaman Nabi Adam -'alaihi as-salam- hingga akhir zaman. dan adalah sebuah syariah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam- untuk ummatnya.
Untuk meringkas, kami tuliskan sebagai berikut :
1. Pengertian Secara Bahasa

Islam secara bahasa memiliki 2 makna :
- Berserah diri, dan
- Ikhlas ibadah hanya untuk Allah
Dasar yang menunjukkan makna berserah diri adalah pada firman Allah :
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

Artinya : "Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan." (QS Ali Imran : 83)

Juga firman Allah :
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ

Artinya : "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya )." (QS Ash-Shofat : 103)

Adapun dasar yang menunjukkan makna yang ke dua yaitu ikhlas ibadah hanya untuk Allah adalah firman-Nya :
وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى

Artinya : "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh." (QS Luqman : 22)
2. Pengertian Secara Istilah

Makna Islam secara istilah di bagi menjadi 2 makna, secara umum dan secara khusus.

Pertama : Makna islam secara umum adalah agama yang di turunkan kepada Nabi Muhammad –sholallahu 'alaihi wasallam- dan semua syariatnya. termasuk amalan hati, amalan lisan, dan amalan anggota badan. dengan makna ini, maka Islam mencakup Iman.

Kedua : Makna Islam secara khusus adalah amalan anggota badan saja, maka Iman tidak termasuk di dalamnya. dan amalan hati yang termasuk ke dalamnya hanyalah niat dan khusu' saja. dengan makna ini, Islam dan Iman memiliki makna masing-masing.

3. Dalil Tentang Islam

Dalil-dalil tentang Islam sangat banyak sekali. di antaranya adalah sebagai berikut :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Artinya : "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." (QS Ali Imran : 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya : "Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS Ali Imran : 85)
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Artinya : "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al-Maidah : 3)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ

Artinya : "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam." (QS Al-An'am : 125)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran : 102)




4. Rukun-Rukun Islam

Rukun Islam ada 5, yaitu :
1.      Syahadat (mengucapkan 2 kalimat syahadat)
2.       Mengerjakan Sholat lima waktu sehari semalam
3.      Mengeluarkan Zakat
4.      Berpuasa di bulan Ramadhan
5.      Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu


5. Antara Iman dan Islam

Jika Islam di maknai secara umum, yaitu apa-apa yang turun kepada Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam- dari syariatnya, maka telah mencakup makna Iman juga di dalamnya. dan apabila di maknai secara khusus, yaitu amalan anggota badan, maka Iman tidak termasuk ke dalamnya.

Maka ada istilah "Iman dan Islam. jika berpisah maka berkumpul, dan jika berkumpul maka berpisah." yaitu jika Islam dan Iman berada pada pembahasan masing-masing, penyebutan Islam saja berarti telah mencakup juga Iman ke dalamnya. dan penyebutan Iman saja berarti telah mencakup Islam di dalamnya. karena tidak ada orang yang beriman akan tetapi tidak islam. dan bukan di sebut orang islam jika mengaku islam akan tetapi tidak beriman, sebagaimana orang munafiq. karena hal seperti itu tidak menyelamatkan yang bersangkutan dari api neraka.

Adapun Iman dan Islam jika berkumpul, maka setiap satu dari ke duanya memiliki makna masing-masing. dalam hal ini Iman tidak mencakup Islam dan juga sebaliknya.

Kita juga sering mendengar pengertian yang salah kaprah mengenai Islam, bahwasanya islam adalah agama yang dibawa nabi Muhammad. Pengertian ini ada benarnya, tapi tidak komprehensif. Lalu bagaimana dengan agama yang di bawa nabi Ibrahim, musa, nabi isya dan lainnya?! Karena itu terkadang kita mendengar bahwa agama yahudi atau nasrani itu mulanya benar, dengan asumsi bahwa para nabilah yang membawa agama itu. Ini semua pemahaman yang salah karena tidak di utus seorang rasul kecuali dengan membawa agama Islam.


Presepsi terhadap Islam
Pada masa Orde Baru (Orba), perkembangan umat Islam di Indonesia kurang begitu menggembirakan dikarenakan tekanan dari penguasa yang menghalangi laju pergerakan dan kebangkitan umat Islam. Setelah rezim Orba jatuh (Reformasi 1998), umat Islam lebih bebas untuk bergerak dalam berbagai hal, terutama politik. Terbukti dengan bermunculannya berbagai partai politik yang membawa nama Islam. Namun pemasalahan umat Islam tidak berhenti begitu saja. Berbagai isu yang berkembang di kalangan umat Islam tidak jarang membawa perpecahan antar saudara seakidah.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Umat Islam yang menjadi bagian terbesar masyarakat Indonesia pun tidak terlepas dari kemajemukan. Berbagai golongan dan madzhab berkembang dalam tubuh umat Islam Indonesia.
Dinamika sosial memang terkadang membawa hal positif dan negatif yang akan masuk dalam lingkungan sosial budaya masyarakat, meliputi sosial, politik , budaya bahkan agama, itulah tatanan kehidupan manusia di dunia, tak pernah terlepas dari aspek sosial tersebut. Perubahan sosial yang terjadi, kadang dapat mengakibatkan disintegrasi dalam kehidupan masyarakat. Banyak sekali cara masyarakat menunjukkan pola perilaku yang mencerminkan persepsinya terhadap perubahan sosial. Dampak dari perubahan sosial atau dinamika sosial itu sendiri tak jarang mendatangkan konflik sosial dalam kehidupan masyarakat, dan dari konflik tersebut, sering pula terbentuk kelompok sosial yang mempunyai pendapat berbeda – beda dalam menyikapi perubahan sosial itu sendiri, antara kelompok yang pro dan kelompok yang kontra terhadap perubahan sosial tersebut.
Faktor pertama adalah kesalahan persepsi terhadap agama itu sendiri. Jadi mungkin beragama benar tapi membawakan agama di dalam masyarakat plural ini adalah kesalahannya. Di sini kami menyimpulkan beberapa kelompok ternyata mempunyai stigma negatif terhadap Islam. Pandangan keliru mereka pada dasarnya karena perasaan apriori tanpa memahami dasar landasan Islam sesungguhnya. Stigma negatif tentang Islam sudah tertanam/ditanam sejak mereka dilahirkan, ditambah dengan pengajaran dan dogma bahwa agama mereka yang lebih baik dari agama lain.
Setahun kami beberapa hal yang sering muncul dan menjadi propaganda negatif untuk menyudutkan Islam, salah satunya adalah dengan menganggap bahwa Islam adalah Teroris.
Label negatif terorisme secara tidak adil selalu dikaitkan dengan Islam oleh media. Apapun bentuk pengeboman dan teror terhadap massa, media dan dalam benak beberapa kelompok orang akan terbayang orang yang memakai jubah panjang, berjenggot dan memakai celana “putung”. Stigma yang ditanamkan oleh media demikian kuatnya mencengkeram benak setiap orang, walaupun seberapa kuatnya Islam membantah tuduhan tersebut. Ketidakadilan yang terjadi adalah jika sekelompok orang yang bukan Islam menyerang kelompok tertentu maka orang-orang ini dengan cepat dikategorikan sebagai “kriminal biasa”, namun apabila sekelompok orang Islam melakukan aktivitas serupa, langsung saja mereka disebut “teroris”. Banyak sekali kelompok diktator dan golongan ekstrimis yang mengatasnamakan Islam untuk melanggengkan kekuasaan atau mencari pengikut, padahal praktek-praktek Islam tidak mereka praktekkan dengan semestinya. Apakah mereka mewakili Islam?. No way.
Seperti yang sering kita dengar dan lihat di media masa, bahwa saat ini banyak sekali terjadi peledakan bom di tempat – tempat umum yang merupakan fasilitas publik bahkan di tempat – tempat ibadah yang sering mengundang rasa resah bagi masyarakat sekitar. Tindakan – tindakan anarkis yang menebarkan ketakutan lewat teror bom tersebut sudah pasti dilakukan oleh oknum – oknum tertentu yang punya tujuan tertentu dalam melancarkan aksinya. Tindakan berbahaya yang terkesan sukar dilakukan tersebut sudah pasti terorganisir lebih dahulu.
Peristiwa pengeboman yang terjadi yang mengakibatkan persepsi buruk masyarakat terhadap Islam radikal itu sendiri adalah bentuk dari hasil pemikiran manusia bahwa pengeboman yang telah terjadi tersebut sudah melanggar nilai dan norma yang berlaku di Indonesia. Tindakan tersebut merupakan perusakan nilai hubungan antar umat beragama , selain itu tindakan teror tersebut sama saja dengan penyimpangan sosial yang melanggar nilai kehidupan bersama dalam keanekaragaman di dunia. Cara – cara yang telah dilakukan oleh para teroris tersebut merupakan cara yang salah kaprah yang tak berpedoman pada ajaran Islam yang mengajarkan kedamaian, bukan cara kekerasan.
Banyak ayat Al Qur’an yang menentang terorisme.  Dalam situasi damai dan tidak dalam peperangan, Allah SWT menetapkan aturan yang damai, baik dan adil. Seperti firman Allah SWT :”Allah SWT tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Mumtahanah: 8). Dalam situasi perangpun, Allah SWT memberikan aturan yang sangat jelas : “Dan perangilah dijalan Allah SWT orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al Baqarah 190). Perang dilakukan untuk membela diri dan dengan alasan yang jelas. Tidak ada dalam ajaran Islam, baik didalam Al Qur’an maupun ajaran Muhammad mendorong pembunuhan. Islam akan berperang dalam kondisi dan situasi untuk berperang.
Sebenarnya penyebab dari dalam umat islam adalah kesalahan persepsi dari umat islam itu sendiri terhadap agamanya. Persepsi yg salah ini menjadikan pola pikir yg salah juga.
Kesalahan PERSEPSI ini antara lain:
1. MELIHAT ISLAM SEBAGAI TRADISI RITUAL.
Umat islam banyak yg memandang islam tak lebih dari THARIQAH SUFIYAH. Islam hanya tercermin dalam ibadah-ibadah ritual saja (MAHDHAH) dan meninggalkan dunia. Islam dianggap hanya sebatas rukun islam. Maka jadilah Islam hanya menjadi aktifitas ritual rutin tanpa makna. Akibat dari hal ini adalah UMAT ISLAM hanyj melakukan IBADAH RITUAL dan meninggalkan urusan dunia dan aktifitas diluar IBADAH. Ritual yg tdk mencerminkan nilai-nilai Islam maka munculah SEKULARISME.

2. MENYAMAKAN ISLAM DENGAN BUDAYA ARAB.
ALLOH SWT menurunkan ISLAM di negeri ARAB dan AL-QUR’AN memakai Bahasa Arab. Hal ini dijadikan oleh sebagian orang untuk MENGIDENTIKAN seluruh ajaran Islam dengan Arab. Orang menganggap seluruh yg berasal dari ARAB adalah nilai-nilai Islam.
Hal ini mengakibatkan keracunan antara SYARI’AT ISLAM dan Budaya Arab yg mengakibatkan kerancuan pensikapan terhadap hal tersebut.

3. ISLAM IDENTIK DENGAN FIGUR ULAMA.
Rasululloh Muhammad saw sbg pembawa risalah Islam adalah figur yg dibimbing langsung oleh Alloh untuk menjadi teladan bagi umat manusia. Namun tidak sedikit umat islam yg menempatkan seorang ulama menjadi FIGUR teladan dgn meninggalkan RASULULLOH SAW. Bahkan menempatkan ulama dalam posisi MA’SUM (terjaga dari dosa) sebagaimana rasululloh. Akibatnya figur ulama diikuti tanpa memperhatikan AL-QUR’AN dan HADIST. Sikap ini memunculkan TAKLIK BUTA yg ahirnya menyamakan Islam dgn apa yg dibawa oleh ULAMA. Padahal selain RASUL dan NABI manusia tdk ada yg MA’SUM, HATTA para sahabat NABI yg mulia. Menidentikan Islam dgn ulama inilah yg menjadikan islam tampak sempit dan terbatas.

4. ISLAM TIDAK DIGALI DARI SUMBER ASLINYA.
Rasululloh mewariskan dua buah pegangan untuk umatnya. Yaitu AL-QUR’AN dan HADIST. Jatuhnya peradaban ISLAM dan munculnya peradaban barat menjadikan pergeseran nilai-nilai disemua bidang. Munculnya anggapan semua yg berasal dari peradaban KUFFAR “Ilmiah, modern dan benar”, sehingga sebagian umat islam menganggap bahwa mempelajari islam dengan PARADIGMA BARAT adalah lebih ilmiah dan lebih benar.

Ködisi ini mengakibatkan islam dipelajari hanya sebagai ilmu (ISLAMLOGI) Yg menyebabkan rusaknya nilai-nilai ISLAM dari ASAS (aqidah) sampai pelindung sistem Islam.
Rusaknya SISTEM ISLAM ini mengakibatkan ISLAM hanya menjadi KENANGAN dalam bentuk KOLEKSI KITAB dan BUKU.

Publik terhadap Islam
Tidak dapat dipungkiri bahwa era sekarang adalah Era Amerika Serikat (al-Ashr al-Amriki). Seluruh dunia memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap AS, Israel dan sekutunya. AS dan Eropa yang beragama Nashrani dan Israel yang Yahudi sangat kuat mencengkeram dunia Islam. Bahkan sebagiannya dibawah kendali langsung mereka seperti Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Irak dan lain-lain. Realitas yang buruk ini telah diprediksikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya: Dari Said Al-Khudri, dari Nabi saw bersabda:" Kamu pasti akan mengikuti sunah perjalanan orang sebelummu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta hingga walaupun mereka masuk lubang biawak kamu akan mengikutinya". Sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw apakah mereka Yahudi dan Nashrani". Rasul saw menjawab, "Siapa lagi!" (H.R. Bukhari dan Muslim)
Beginilah nasib dunia Islam di akhir jaman yang diprediksikan Rasulullah saw. Mereka akan mengikuti apa saja yang datang dari Yahudi dan Nashrani, kecuali sedikit diantara mereka yang sadar. Dan prediksi tersebut sekarang benar-benar sedang menimpa sebagian besar umat Islam dan dunia Islam.
Dari segi kehidupan sosial, sebagian besar umat Islam hampir sama dengan mereka. Hiburan yang disukai, mode pakaian yang dipakai, makanan yang dinikmati, film-film yang ditonton, bebasnya hubungan lawan jenis dan lain-lain. Pola hidup sosial Yahudi dan Nashrani melanda kehidupan umat Islam dengan dipandu media massa khususnya televisi. Inilah sebab utama dari realitas umat Islam, yaitu wahn. Penyakit cinta dunia dan takut mati sudah menghinggapi mayoritas umat Islam, sehingga mereka tidak ditakuti lagi oleh musuh, bahkan menjadi bulan-bulanan orang kafir. Banyak umat Islam yang berkhianat dan menjadi kaki-tangan musuh Islam, hanya karena iming-iming dunia. Bangsa Amerika, Israel dan sekutunya menjadi kuat di negeri muslim, karena di setiap negeri muslim banyak agen dan boneka AS dan Israel. Bahkan yang lebih parah dari itu, bahwa agen AS dan Israel itu adalah para penguasa negeri muslim sendiri atau kelompok yang dekat dengan penguasa.
Dunia dengan segala isinya seperti harta, tahta dan wanita sudah sedemikian kuatnya memperbudak sebagian umat Islam sehingga mereka menjadi budak para penjajah, baik AS Nashrani dan Israel Yahudi. Dan pada saat mereka begitu kuatnya mencintai dunia dan diperbudak oleh dunia, maka pada saat yang sama mereka takut mati. Takut mati karena takut berpisah dengan dunia dan takut mati karena banyak dosa. Demikianlah para penguasa dunia Islam diam, pada saat AS membantai rakyat muslim Irak, dan Israel membantai rakyat muslim Palestina.
Kecenderungan yang kuat terhadap dunia atau wahn, menyebabkan umat Islam mengekor dan tunduk patuh kepada dunia barat yang notabenenya dikuasi Yahudi dan Nashrani. Dan ketika umat Islam mengikuti Yahudi dan Nashrani, maka banyak sekali kemiripan dengan meraka.
Kaum Yahudi dan Nashrani bersikap sekuler dalam kehidupan. Mereka mencampakkan agama dari kehidupan sosial politik. Dalam memandang sesuatu, Kaum Yahudi dan Nashrani tidak berdasarkan agama mereka. Ruang lingkup agama dipersempit hanya di tempat-tempat ibadah saja. Sedangkan kehidupan sosial politik jauh dari nilai-nilai agama. Karena mereka meyakini bahwa agama sudah tidak berfungsi lagi untuk memberikan solusi kehidupan.
Gerakan sekuler tumbuh dan berkembang di dunia barat, dan berkembang ke seluruh penjuru dunia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke dunia Islam. Maka berkembanglah sekulerisme di dunia Islam. Kehidupan sosial politik di negara-negara Islam jauh dari nilai-nilai ke-Islaman dan sekulerisme begitu sangat kuatnya di dunia Islam.
Sedangkan di Indonesia, sekulerisme sangat mudah dibaca dan sangat transparan. Jika kita melihat partai-partai politik, maka mayoritasnya partai sekuler, sampai partai yang basis masanya ormas Islam sekalipun, masih sangat kental dengan nilai-nilai sekulernya. Sekulerisme begitu sangat dalam masuk dalam sendi-sendi kehidupan sosial politik di Indonesia. Simbol-simbol pemerintahan, pakaian masyarakat, bahasa yang digunakan dll sarat dari nilai-nilai sekulerisme. Sementara dakwah Islam, masih sangat sedikit yang mengajak pada kesempurnaan Islam dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Dakwah yang dominan di Indonesia adalah dakwah tasawuf yang mengajak pada dzikir yang sektoral, pembinaan dan manajemen hati yang sektoral dan sejenisnya.
Ketika umat Islam yang melakukan korupsi, suap, manipulasi, dan curang dalam kehidupan politik. Umat Islam yang bertransaksi dengan riba dalam kehidupan ekonomi. Umat Islam yang meramaikan tempat hiburan dan prostitusi dalam keremangan malam, bahkan siang sekalipun. Umat Islam yang memenuhi meja-meja judi disetiap pelosok kota dan negeri. Umat Islam yang banyak menjadi korban narkoba. Umat Islam dan sebagian kaum muslimat yang buka aurat bahkan telanjang ditonton masyarakat. Dan masih banyak lagi daftar kejahatan sebagain umat yang mengaku umat Islam. Dan itulah potret dan realitas umat Islam hari ini.
Dan ketikan umat Islam terus mengikuti pola hidup Yahudi dan Nashrani dan mengekor pada kepentingan mereka, maka akan berakibat sangat buruk yaitu murtad dan jatuh pada jurang kekafiran. Naudzubillahi min dzaalik. Semoga kita diselamatkan dari bahaya tersebut sebagaimana yang Allah ingatkan kepada kita semua: "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman." (Ali Imran: 100)




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah kita mengenal “dunia Kompasiana” dan para Kompasioners yang sangat kreatif  dan energik, sangat mengharukan sekali dengan sangat terpaksa kami menyimpulkan beberapa orang atau mungkin banyak  ternyata mempunyai stigma negatif terhadap Islam. Pandangan keliru mereka pada dasarnya karena perasaan apriori tanpa memahami dasar landasan Islam sesungguhnya. Stigma negatif tentang Islam yang sudah tertanam/ditanam sejak mereka dilahirkan. Dari huraian di atas, jelaslah persepsi masyarakat Islam terhadap isu-isu yang melibatkan persoalan keagamaan tidak dilihat dari perspektif ilmu dan Islam secara menyeluruh. Persepsi songsang umat Islam di negara ini berpunca dari kecetakan ilmu keagamaan, pengaruh pemikiran Barat, finatikisme, phobia Islam dan faktor-faktor lain. Apabila timbul sesuatu permasalahan umat Islam, sewajarnya dirujuk kepada ahlinya, bermuzakarah secara baik bukannya menggunakan media massa untuk menghantam golongan yang lain sehingga melebarkan lagi perpecahan masyarakat Islam di negara ini.
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur’an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur’an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Nasrani telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.
B.     Saran
Adanya skenario dan grand design dibalik apa yang sedang terjadi pada umat Islam di Indonesia. Masyarakat harus waspada menghadapi berbagai fenomena yang terjadi. Hendaknya kita tidak mudah terpancing dan menelan mentah-mentah apa yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Persatuan umat sangat penting untuk menghadapi berbagai arus negatif yang mengalir di masyarakat.
Wallahu a’lam bishowab. . .


DAFTAR PUSTAKA
Google (Jum’at, 4 November 2011 21:37)
www.IslamSpirit.com).
http://dunia.pelajar-islam.or.id/?cat=
http://wikipedia.com/2011
http://ebookbrowse.com/2011